Kecilkan Dunia Besarkan Akhirat
Hidup itu penuh warna. Ketika kita melukis warna gelap, bukan berarti tidak ada keindahan yang terlihat. Terkadang sesuatu yang indah tersembunyi dibalik kegelapan. Hiasi warna kehidupan dengan penuh rasa Qana’ah dan Tawakal. Ketika kita bersyukur (merasa cukup) dengan apa-apa yang Allah beri, maka bahahia itu ada di dalam hati. Tidak pusing dengan hal yang orang lain miliki.
Karena bahagia kita yang ciptakan. Bila hati gundah, gelisah, terus mengeluh, maka hari-hari akan nampak suram. Berbeda ketika kita merasa cukup dengan segala pemberianNya. Dan tawakal di jalanNya dengan niatan untuk menggapai ridha Illahi.
Hidup apa adanya, bukan berarti menyerah, tapi sedang menyerah di sisi Allah. Biar Allah yang memberikan jalannya, kita hanya terus berdoa kepadaNya. Bukan tidak berusaha, tapi sedang berusaha mendekatkan diri kepada Allah.
Ketika ada orang yang sukses dengan takaran dunianya dan kita terlihat biasa-biasa saja, jangan cemburu. Ijazah kebanggaan, nilai indeks prestasi gemilang, gelar berderet, jabatan tinggi, harta melimpah dan lain-lain. Semua itu tidak akan mampu menolong kita di akhirat kelak! Bukan itu yang Allah pinta. Bukan segala keistimewaan dunia yang kita telah raih. Ketika nafas sudah tidak ada lagi, semua kenikmatan dunia tercabut dari diri dan semua itu tidak dibawa mati! Namun ketakwaan dan amalan baik yang dapat membawa kita bertemu denganNya di surga yang penuh rahmatNya.
Kaos Distro – Jadi, kenapa kita harus cemburu dengan mereka yang sukses dengan kenikmatan duniawi? Tidakkah kita cemburu dengan mereka yang begitu dekatnya dengan pemilik kehidupan? Bersujud di tengah malam, disaat orang lain tertidur pulas, ia bangun dengan semangat demi bercengkrama dengan Allah Azza Wa Jalla. Ia tak mampu melewatkan semalampun untuk mengadu kepada Rabbnya.
Kepada ia yang rajin sedekah sembunyi-sembunyi, sengaja membeli sendal untuk di masjid, membawa pulang mukena masjid kemudian ia cuci dan setrika di rumah dan dibawa kembali ke masjid dalam keadaan bersih dan harum. Kepada ia yang semangat dalam memperbaiki bacaan Qur’annya, ia meluangkan sebagian rezekinya untuk belajar Qur’an dengan benar, menempuh jarak berapa kilo dari rumahnya dengan niat mencari ridho Allah Azza Wa Jalla Dan sebelum tidur sibuk murojjah setiap ayat di Qur’an.
Kepada mereka yang tak pernah lelah pergi ke kajian dimana-mana, menharap pulang membawa ilmu baru. Ilmu yang Allah ridhoi.
Kepada mereka yang asik berkumpul dengan orang-orang shaleh, mengkaji hal yang Allah sukai, berpeluk dalam ikatan ukhuwah islamiyah. Dan masih banyak lagi. Jadi, kenapa kita masih cemburu dengan mereka yang sibuk mencari dunia?
Kepada mereka yang menutup tubuhnya dengan rapat. Menahan dirinya akan gemerlapnya dunia, dengan segala keindahan dunia. Mereka jaga kehormatannya hanya untuk suaminya kelak.
Allah tidak marah jika kita tidak memiliki uang.
Allah tidak marah jika kita tidak jadi sarjana.
Allah tidak marah jika kita tidak memiliki mobil, deposito, rumah mewah.
Allah marah jika kita pulang tidak membawa IMAN ISLAM
Allah tidak marah jika kita tidak jadi sarjana.
Allah tidak marah jika kita tidak memiliki mobil, deposito, rumah mewah.
Allah marah jika kita pulang tidak membawa IMAN ISLAM
Post A Comment:
0 comments: